Tahukah Anda, bahwa simbol "singo edan" yang kerap di usung arek-arek Aremania dalam mensuport klub sepakbola Arema dan Persema Malang itu tidak asal comot. Namun punya nilai historis atau akar sejarah panjang dan khas lokal kota Malang?
Simbol singa (foto) memang secara resmi pernah menjadi simbol kota Malang sejak Staatgementeraat kota Malang menetapkannya pada 7 Juni 1937. Keputusan bernomor A2 407/43 ini disahkan pula oleh Gubernur Jendral pada April 38. Simbol singa itu diberi "sesanti" berbahasa Latin: Malang Nominor Sursum Moveor (Malang Namaku Maju Tujuanku).
Namun, semangat menyingkirkan apa saja yang berbau kolonial, kemudian menyebabkan Dewan Kota Malang mengubah lambang ini pada tahun 1951. SK No 51 DPRD Malang ini mengubah lambang kota menjadi Burung Garuda dan Macan Loreng, namun waktu itu sesantinya tetap.
Kemudian, pada tahun 1964, lambang kota Malang berubah lagi lewat keputusan DPRGR No 7 menjadi seperti sekarang, yakti simbol Tugu dan Bintang sedanga sesanti baru "MalangkuCeswara" dari bahasa Sangsekerta bermakna "Tuhan Menghancurkan yang Batil".
Bagaimanapun juga, jelas simbol "singa edan" memiliki nilai lokal dan historis bagi wilayah Kota Malang dan sekitarnya. Bahkan Jika ingin menggali lebih dalam, benayka ditemukan pemimpin-pemimpin Malang purba yang bergelar "Singha" atau "Simha"..