Hari yang sangat
membosankan, dari pagi AKU terbangun, AKU langsung membuka laptop dan paling
tidak AKU langsung Online. Jam waktu itu menunjukan pukul 7.00 WIB. Sebenarnya
aAKU bangun dari mulai subuh untuk sholat subuh, dan setelahnya aAKU tidur
kembali, hingga pantaslah aAKU slalu bangun pagi jam 7.
Sgala
keburukan dan kejelekanAKU diungkap dalam dunia maya, biarlah semua itu akan
menjadi cambuk buatku. Minimalnya Aku akan merasa bangkit dari keterpurukan
yang selama ini selalu tak henti-hentinya menimpAku.
Sungguh
aneh jika manusia dalam hidupnya tak disertai dengan berbagai masalah. Seperti
untuk berdiri ditempat posisi kita pun sebagai manusia tentunya akan menemukan
berbagai masalah. Diantaranya mungkin kita akan merasa lelah, ketidak nyamanan,
atau sulit berpindah ketempat yang kita harapkan dan diinginkan.
Tentu
orang bodoh yang mempermasalahkan hal sekecil itu, tapi jangan salah. Sekecil
itupun bisa disebut sebagai masalah. Menempatkan diri ditempat yang lebih baik,
aman, nyaman, tentram, dan tenang merupakan harapan setiap orang. Jika tadi
dari dimana posisi kta berdiri, hal itulah yang menjadikan suatu
permasalahan-permasalahan kecil akan timbul.
Aku
berani menggambarkan suatu permasalahan fatal akibat suatu pemikiran dan cara
pandang. Intinya adalah pengetahuan dan segala informasi yang masuk melalui
otak kita adalah suatu permasalahan, yang tentu harus dipecahkan. Bisa dibilang
itu adalah masalah-masalah kecil yang Akupun tak tau sejenis apa dan berefek
apa masalah-masalah tersebut. Namun gambaran mengenai cara kerja otak kita
dalam kehidupan keseharian adalah real bahwa kita hidup dalam masalah.
Seperti
Aku bangun pagi dengan perasaan yang membosankan, karena mungkin rutinitas itu
adalaha hal yang tak diinginkan dan diharapkan olehku. Aku sadar pada posisi
itu Aku sedang menghadapi permasalahan, yang tentu diantaranya adalah ketidak
nyamanan tersebut. Bosan?. Ya itu dia. Tingkat integritas diri, proteksi diri,
mungkin juga termasuk sistem pertahanan diri atau dalam istilah biologi sistem
imunitas tubuh juga merupakan sebuah modal untuk menghadapi masalah-masalah
kecil itu. Mustahil jika tanpa memiliki itu semua kita mampu menghadapi masalah
dalam hidup, walau dalam intensitas kecil sekalipun.
Aku
amat terkesan dengan seorang bocah yang berusia sekitar 6 tahunan, ia amat
ceria, bermain dengan teman-temannya. MelAkukan sesuatu hal yang ia suka, dan
tanpa ia sadari iapun sedang menghadapi permasalahan-permasalahan kecil yang
tentu dalam kapasitasnya. Dan bisa dikatakanpula dia dalam proses pembelajaran.
Jadi mustahil, manusia hidup tanpa masalah. Lalu bagaimanakah cara kita
menghadapi masalah-masalah itu?.
Aku
sejenak termenung, tulisan ini sesungguhnya bukan sebuah trik, bukan juga
sebuah tips, apalagi motivasi pembangun jiwa. Lebih tepatnya lagi tulisan ini
adalah sebuah tulisan yang isinya berasal dari hati nuraniAKU yang paling
dalam, sesuatu hal yang Aku rasa saat ini. Ya, tentu dalam perasaan yang
terdalam. Dan itupun adalah suatu permasalahan yang sedang Aku hadapi saat ini.
Akhir
yang Aku ungkapkan dalam tulisan ini adalah, bagaimana kita bisa mengkaji diri.
Sejauh mana diri kita ini berkembang dalam menghadpai setiap permasalahan yang
datang menimpa kita. Kita mungkin akan bingung dan tak tau apa yang harus kita
lAkukan ketika kita dihadapi suatu permsalahan baru, walaupun permasalahan itu
sungguh sangat ringan dan dalam tahap masih dapat diselesaikan. Kebingungan
muncul ketika otak kita mulai meLOADING, menerima stimulus dari efek yang
dirasa. Mungkin dari indra penglihatan, penciuman, peraba, atau yang lainnya. Aku
disini tak punya ilmu atau ide khusus untuk bagaimana cara menghadapi
permasalahan itu. Tapi Aku belajar dari apa yang ku lihat tentang si bocah
ceria yang berusia 6 tahun itu. Kemampuan berfikirnya sangatlah kuat, ia masih
teramat polos dan bersih. Mungkin sedikit demi sedikit ia mulai memahami
masalah-masalah yang datang menghampirinya. Tapi ternyata ia masih tetap ceria.
Bahkan sedikitpun ia tak pernah menganggap serius permasalahan tersebut, mau
besar ataupun kecil. Baginya adalah bermain,bermain dan bermain. Walaupun
mungkin jika yang dipegangnya adalah pisau yang dapat melukai temannya ataupun
bahkan dirinya. Dari keceriaan si bocah ini, Aku termenung. Ternyata benar,
mereka sekecil itu mampu mengahdapi suatu permasalahan yang secara orang dewasa
itu adalah masalah besar. Tapi bocah itu masih punya otak, dan otak itu
tentunya berfungsi dengan apa yang seharusnya. Ya, mungkin keadaan, dan mungkin
cara pandang yang menjadi perbedaan. Sebagian orang mengganggap suatu
permasalahan itu adalah teramat sangat serius, dan sebagaian lainnya tidak
menganggap begitu serius. Hal itu terjadi tentu tak lepas dari sisi pribadi.
Dan kembali lagi kepada pengkajian diri.
Akhir-akhir
ini Aku pun selalu mengeluh dan merasa terpuruk sendiri, Aku tak tau apa yang
harus Aku lAkukan dengan masalah-masalah yang Aku hadapi sekarang. Dan apa
mungkin Aku harus mati saja. Hal yang paling bodoh, sebodoh dari bocah tadi.
Banyak motivator-motivator yang menulis sebuah buku motivasi yang bukunya Aku
baca, didalmnya berisi hal-hal positif membangun diri. Walau penuh makna tapi
itu semua hanya sebuah tulisan. Sedangkan motivasi itu datangnya dari diri
pribadi sendiri, bukan dari tulisan, bahkan mungkin dari orang lain, yang
padahal orang lain tersebut juga memiliki masalah-masalah lain pula.
Aku
terlahir dengan seperti ini adanya, Tuhan mentakdirkanku seperti ini. Apa yang
akan terjadi dalam perjalanan hidupku, Aku harus terima. Pahit manisnyapun akan
Aku hadapi. Walaupun sampai Aku ahrus menangis-nangis dalam kesakitan hidup, dalam
kepedihan hidup, dan dalam keterpurukan Aku harus bisa bangkit kembali. Ya,
memang Aku tak sempurna, kepribadian buruk yang menghampiriku mencoba membunuh
karakterku, tapi Tuhan itu adil, Aku masih bisa hidup dalam sisi
kehidupan yang lain. Walau sisi kehidupan itu sepi, namun itu teramat sangat
nyaman bagiku.
Siapa
yang ingin terlahir seperti ini?, tetapi Tuhan punya jawaban tersendiri atas
kelahiranku didunia. Entah ada, seperti sebuah hikmah atau apa. Tuhan
menciptakanku, bukan sekedar untuk menanggung kepribadian buruk ini, tapi
justru memberikan pengaruh bagi yang lain.
Kesempurnaan
hanya milik Allah dan kelemahan hanyalah milik pribadi. Aku dengan kelamahan
ini mencoba bangkit sekuat tenaga atas Ridho-Nya untuk bisa mengembangkan diri
dalam perjalanan hidup ini. Batu yang terjalpun akan Aku hadapi walau harus
sampai terluka dan tertatih-tatih dengan menahan kepedihan yang teramat sangat.
Dan Akupun sadar dengan dosa-dosa yang juga menghampiriku. Ya, Aku mencoba
merenung dan bertaubat ats segala kesalahan dan dosa yang pernah Aku perbuat,
baik di sengaja ataupun tidak. Aku yakin Tuhan maha Pengampun. Dan ku kuat
menghadapi hidup ini juga karena-Nya. Tanpa-Nya Aku mungkin sudah sirna dan
takan lama hidup didunia ini.
Ya
gitu aja kawan... saatnya berangkat kerja dulu...
0 Comment:
Posting Komentar