Dibalik rimbunnya pohon – pohon, bayang bayang manusia nampak sujud diatas tanah, setelah itu perlahan bergerak menapaki hutan rimba. Dengan suara diam, mereka mengawasi manusia manusia rakus yang mengendarai mobil mewah, dan peralatan tempur. granat ditangan mereka dijadikan senjata, bambu runcing, badik disediakan ditangan. Perlahan dengan teriakan Allahu Akbar bom dilemparkan dengan semangat perjuangan. Bambu runcing dijadikan saksi perlawanan pertaruhan nilai kemanusiaan dengan pengorbanan antara jiwa dan raga. Semangat itu membumi didalam premordialisme setelah itu nasionalisme mengisi sanubari rakyat yang melahirkan bangsa indonesia..
Premordialisme mungkin dianggap sebagai musuh dari nasionalisme. Namun kita akan mencoba melihat dari sebuah analisa yang berbeda, kita ingin mengambil sebuah pelajaran dari sejarah kedaerahan dan kebangsaan kita. Premordialisme identik dengan upaya mempertahankan tardisi- tradisi yang ada disetiap kelompok tertentu. Banyak yang menganggap bahwa premordialisme adalah sesuatu yang mesti ditinggalkan, mungkin kita akan bertanya apakah premordialisme adalah sesuatu yang keliru, lalu apakah nasionalisme yang kita pahami hari ini adalah nasionalisme sesuatu yang keliru juga? Pertanyaan ini akan membuka khsanah pemikiran kita untuk menyelami makna premordialisme dan nasioanalisme itu sebagai kekuatan yang ada pada setiap manusia indonesia. Dalam Al- Qur’an dijelaskan bagaimana sejarah - sejarah menjadi sebuah pelajaran, premordialisme telah ada di jiwa jiwa manusia lokal dinusantara sebelum bangsa ini merdeka dan itu termasuk sejarah yang didalamnya terdapat makna makna yang hanya dengan pikiran yang jernih akan mengantarkan kita untuk menemukan ilmu yang tersirat.
Sesungguhnya pada kisah – kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang orang yang mempunyai akal ( Surah Yusuf ayat 111)
Ayat diatas memberikan sebuah pelajaran akan adanya sebuah ilmu yang akan kita dapatkan dari setiap sejarah pada masa lalu. Akan lebih baik jika kita menengok sejarah perjuangan di nusantara. Sejarah perjuangan kebangsaan bukanlah dimulai dari semangat nasionalisme, tetapi kalo kita ingin lihat secara jernih maka kita semua akan menyatakan bahwa perjuangan itu diawali oleh semangat premordialisme di wilayah wilayah kerajaan yang saat sekarang ini telah tergabung dalam negara Indonesia.
Pada zaman kerajaan – kerajaan itu belum ada satupun yang mengatakan sumpah setia untuk mengaku sebagai bangsa indonesia. Setiap daerah memiliki culture yang berbeda beda, disinilah kita akan mencoba memaknai semangat premordialisme itu. Jika premordialisme adalah sebuah perjuangan yang masih bersifat kedaerahan, maka yang kita lakukan adalah pengkajian kembali akan spirit perjaungan itu, yang didalamnya memuat tradisi tradisi kebudayaan yang menjadi identitas kedaerahan.
Kita tidak ingin mengatakan untuk kembali kezaman itu tetapi kita ingin agar warisan budaya (culture) itu diharapkan mampu berdialektika dengan budaya sekarang sebagai pemikiran pemikiran manusia manusia baru yang menghasilkan manusia indonesia yang masih mengingat tradisi taradisi masa lalu yang memuat beragam nilai.
Melihat fenomena kesejarahan rakyat indonesia pra kemerdekaan, menjadikan kita teringat akan patriotisme pemuda pemuda bangsa yang sangat heroik. Kebangkitan sejarah perlawanan membuka ruang dialektiaka kesejarahan kita yang membangun relasi relasi perlawanan antara penindasan dan pemberontakan. Dimana ada ketidak adilan maka disitu akan ada suara suara lirih yang bergumam untuk bangkit merebut kebebasan manusia. Negara sebagai pemersatu keberagaman budaya, bahasa yang disatukan dalam kerangka kebihinekaan dalam satu jiwa itulah indonesia.
Semboyan itu melahirkan semangat nasionalisme. Nasionalisme lahir dari kekuatan premordialsme yang kuat yaitu identitas identitas budaya, kesukuan dilebur dalam satu spirit jiwa nasionalisme, Pancasila bukan mau meleburkan semua identitas lokal, menghilangkan tradisi - tardisi tetapi Pancasila mau merangkulnya dalam satu wadah tampa meleburkannya yang disatukan adalah jiwanya yaitu jiwa yang terkandung dalam sila sila pancasila yang dibingkai spirit nasionalisme. Premordialisme mampu menjadi kekuatan untuk merekonstruksi kambali khasanah kebudayaan, kebijakan lokal yang disebut sebagai kearifan lokal.
Dari premordialisme menjadi semangat nasionalisme,itulah sebuah kalimat yang merefresntasikan adanya budaya dalam semangat nasionalisme. Lantas apakah nasionalisme hari ini adalah nasionalisme yang sama dengan sejarah perjuangan kebangsaan kita merebut kemerdekaan.
Nasionalisme dahulu adalah nasionalisme yang dibangun dari sebuah kesadaran luhur akan nilai kemanusiaan, perlawanan terhadap penjajahan ekonomi. Perjuangan yang lahir dari mereka yang meneteskan air mata demi daerahnya, meskipun singgasana kerajaan harus ditinggalkan lalu duduk di bawah tanah, meninggalkan tempat tidur yang bagus lalu tidur diatas tanah, meninggalkan jabatan jabatan pemerintah demi melakukan perjuangan atas dasar penderitaan rakyat, kita akan melihat bagaimana Andi Djemma di Kedatuan Luwu berjuang, Sultan Hasanuddin Di Makassar, Teuku Umar , Moh. Hatta, Soekarno dan lain lain.
Rasa akan nilai kemanusiaan yang ada pada manusia manusia di belahan nusantara menyatukan semangat pengikraran untuk melawan penindasan berupa kolonialisme lalu mewujud dalam semangat nasionalisme. Jika kita hubungkan dengan nasionalisme sekarang, Lalu adakah yang salah dengan nasionalisme kita. Kita lihat saja kasus Sipadan dan Ligitan, kasus Ambalat bagaimana semangat nasionalisme itu benar benar melahirkan penentangan terhadap negara negara yang mencoba mengabil tanah air yang kita miliki. Kita bisa lihat bagaimana spirit nasionalisme itu menggema di stadion lapangan sepak bola.
Lihat saja bagaimana antusiasme masyarakat dalam mendukung tim sepak bola Indonesia, lautan manusia memadati stadion, bendera merah putih dipasang bahkan sampai ukuran yang terbesar. Kita lihat juga semangat premordialisme tetap ada bagaimana setiap klub sepak bola memiliki tim pendukung masing masing yang tak jarang melahirkan kericuhan.
Ada pergeseran nilai nasionalisme, jika dahulunya sarat dengan perjuangan nilai kemanusiaan, penuntutan atas hak- hak bukan lagi hak tapi kewajiban pada masa itu, kini nasionalisme hanyalah semangat mempertahankan keutuhan negara, nasionalisme berubah dari semagat perjuangan kemanusiaan membela tanah tumpa darah yang sarat dengan nilai menjadi dukungan atas nama negara tampa nilai yang berujung pada ekploitasi tanah tumpah darah oleh penguasa. Tradisi – tradisi dihilangkan oleh budaya dari luar.
Negara yang dihuni oleh pemerintah tidak mampu membangun kearifan lokal sebagi kekuatan, seperti yang dikatakan oleh bung Karno bahwa masa pasca kemerdekaan adalah masa yang sangat sulit dalam berjuang karena yang dilawan adalah neokolonialisme. Penjajahan sekarang terjadi dari sektor struktural pemerintahan, dan dari sektor culture.
Pemerintah lewat negara melakukan liberalisasi disegala hal, kekayaan negara dikelola demi kpentingan segelintir manusia, sehingga tanah kita subur akan tetapi rakyatnya miskin. Menjadikan premordialisme sebagai kekuatan lokal untuk melawan raja- raja kecil yang feodal, disamping dengan spirit itu (premordialisme) membangun karakter karakter manusia indonesia yang khas memiliki identitas kedaerahan agar penjajahan lewat culture bisa difilter lewat gerakan penyadaran budaya lokal.
Memiliki tradisi- tardisi yang khas yang nantinya mampu membangun culture dialektika sehingga budaya yang kita miliki bukanlah budaya asing.. Sementara itu nilai nilai kebihinekaan itu disatukan lewat spirit jiwa nasionalisme kebangsaan yang memuat nilai- nilai sila pancasila.
Premordialisme seharusnya dijadikan kekuatan untuk membangun budaya lokal yang sarat makna, sehingga budaya kita mampu berdialektika dengan arus budaya luar, sehingga bukan menerima saja tetapi menfilterisasi. Nasionalisme sejati lahir dari semangat kemanusiaan, persatuan untuk menghilangkan penjajahan terhadap rakyat.
Premordialisme mungkin dianggap sebagai musuh dari nasionalisme. Namun kita akan mencoba melihat dari sebuah analisa yang berbeda, kita ingin mengambil sebuah pelajaran dari sejarah kedaerahan dan kebangsaan kita. Premordialisme identik dengan upaya mempertahankan tardisi- tradisi yang ada disetiap kelompok tertentu. Banyak yang menganggap bahwa premordialisme adalah sesuatu yang mesti ditinggalkan, mungkin kita akan bertanya apakah premordialisme adalah sesuatu yang keliru, lalu apakah nasionalisme yang kita pahami hari ini adalah nasionalisme sesuatu yang keliru juga? Pertanyaan ini akan membuka khsanah pemikiran kita untuk menyelami makna premordialisme dan nasioanalisme itu sebagai kekuatan yang ada pada setiap manusia indonesia. Dalam Al- Qur’an dijelaskan bagaimana sejarah - sejarah menjadi sebuah pelajaran, premordialisme telah ada di jiwa jiwa manusia lokal dinusantara sebelum bangsa ini merdeka dan itu termasuk sejarah yang didalamnya terdapat makna makna yang hanya dengan pikiran yang jernih akan mengantarkan kita untuk menemukan ilmu yang tersirat.
Sesungguhnya pada kisah – kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang orang yang mempunyai akal ( Surah Yusuf ayat 111)
Ayat diatas memberikan sebuah pelajaran akan adanya sebuah ilmu yang akan kita dapatkan dari setiap sejarah pada masa lalu. Akan lebih baik jika kita menengok sejarah perjuangan di nusantara. Sejarah perjuangan kebangsaan bukanlah dimulai dari semangat nasionalisme, tetapi kalo kita ingin lihat secara jernih maka kita semua akan menyatakan bahwa perjuangan itu diawali oleh semangat premordialisme di wilayah wilayah kerajaan yang saat sekarang ini telah tergabung dalam negara Indonesia.
Pada zaman kerajaan – kerajaan itu belum ada satupun yang mengatakan sumpah setia untuk mengaku sebagai bangsa indonesia. Setiap daerah memiliki culture yang berbeda beda, disinilah kita akan mencoba memaknai semangat premordialisme itu. Jika premordialisme adalah sebuah perjuangan yang masih bersifat kedaerahan, maka yang kita lakukan adalah pengkajian kembali akan spirit perjaungan itu, yang didalamnya memuat tradisi tradisi kebudayaan yang menjadi identitas kedaerahan.
Kita tidak ingin mengatakan untuk kembali kezaman itu tetapi kita ingin agar warisan budaya (culture) itu diharapkan mampu berdialektika dengan budaya sekarang sebagai pemikiran pemikiran manusia manusia baru yang menghasilkan manusia indonesia yang masih mengingat tradisi taradisi masa lalu yang memuat beragam nilai.
Melihat fenomena kesejarahan rakyat indonesia pra kemerdekaan, menjadikan kita teringat akan patriotisme pemuda pemuda bangsa yang sangat heroik. Kebangkitan sejarah perlawanan membuka ruang dialektiaka kesejarahan kita yang membangun relasi relasi perlawanan antara penindasan dan pemberontakan. Dimana ada ketidak adilan maka disitu akan ada suara suara lirih yang bergumam untuk bangkit merebut kebebasan manusia. Negara sebagai pemersatu keberagaman budaya, bahasa yang disatukan dalam kerangka kebihinekaan dalam satu jiwa itulah indonesia.
Semboyan itu melahirkan semangat nasionalisme. Nasionalisme lahir dari kekuatan premordialsme yang kuat yaitu identitas identitas budaya, kesukuan dilebur dalam satu spirit jiwa nasionalisme, Pancasila bukan mau meleburkan semua identitas lokal, menghilangkan tradisi - tardisi tetapi Pancasila mau merangkulnya dalam satu wadah tampa meleburkannya yang disatukan adalah jiwanya yaitu jiwa yang terkandung dalam sila sila pancasila yang dibingkai spirit nasionalisme. Premordialisme mampu menjadi kekuatan untuk merekonstruksi kambali khasanah kebudayaan, kebijakan lokal yang disebut sebagai kearifan lokal.
Dari premordialisme menjadi semangat nasionalisme,itulah sebuah kalimat yang merefresntasikan adanya budaya dalam semangat nasionalisme. Lantas apakah nasionalisme hari ini adalah nasionalisme yang sama dengan sejarah perjuangan kebangsaan kita merebut kemerdekaan.
Nasionalisme dahulu adalah nasionalisme yang dibangun dari sebuah kesadaran luhur akan nilai kemanusiaan, perlawanan terhadap penjajahan ekonomi. Perjuangan yang lahir dari mereka yang meneteskan air mata demi daerahnya, meskipun singgasana kerajaan harus ditinggalkan lalu duduk di bawah tanah, meninggalkan tempat tidur yang bagus lalu tidur diatas tanah, meninggalkan jabatan jabatan pemerintah demi melakukan perjuangan atas dasar penderitaan rakyat, kita akan melihat bagaimana Andi Djemma di Kedatuan Luwu berjuang, Sultan Hasanuddin Di Makassar, Teuku Umar , Moh. Hatta, Soekarno dan lain lain.
Rasa akan nilai kemanusiaan yang ada pada manusia manusia di belahan nusantara menyatukan semangat pengikraran untuk melawan penindasan berupa kolonialisme lalu mewujud dalam semangat nasionalisme. Jika kita hubungkan dengan nasionalisme sekarang, Lalu adakah yang salah dengan nasionalisme kita. Kita lihat saja kasus Sipadan dan Ligitan, kasus Ambalat bagaimana semangat nasionalisme itu benar benar melahirkan penentangan terhadap negara negara yang mencoba mengabil tanah air yang kita miliki. Kita bisa lihat bagaimana spirit nasionalisme itu menggema di stadion lapangan sepak bola.
Lihat saja bagaimana antusiasme masyarakat dalam mendukung tim sepak bola Indonesia, lautan manusia memadati stadion, bendera merah putih dipasang bahkan sampai ukuran yang terbesar. Kita lihat juga semangat premordialisme tetap ada bagaimana setiap klub sepak bola memiliki tim pendukung masing masing yang tak jarang melahirkan kericuhan.
Ada pergeseran nilai nasionalisme, jika dahulunya sarat dengan perjuangan nilai kemanusiaan, penuntutan atas hak- hak bukan lagi hak tapi kewajiban pada masa itu, kini nasionalisme hanyalah semangat mempertahankan keutuhan negara, nasionalisme berubah dari semagat perjuangan kemanusiaan membela tanah tumpa darah yang sarat dengan nilai menjadi dukungan atas nama negara tampa nilai yang berujung pada ekploitasi tanah tumpah darah oleh penguasa. Tradisi – tradisi dihilangkan oleh budaya dari luar.
Negara yang dihuni oleh pemerintah tidak mampu membangun kearifan lokal sebagi kekuatan, seperti yang dikatakan oleh bung Karno bahwa masa pasca kemerdekaan adalah masa yang sangat sulit dalam berjuang karena yang dilawan adalah neokolonialisme. Penjajahan sekarang terjadi dari sektor struktural pemerintahan, dan dari sektor culture.
Pemerintah lewat negara melakukan liberalisasi disegala hal, kekayaan negara dikelola demi kpentingan segelintir manusia, sehingga tanah kita subur akan tetapi rakyatnya miskin. Menjadikan premordialisme sebagai kekuatan lokal untuk melawan raja- raja kecil yang feodal, disamping dengan spirit itu (premordialisme) membangun karakter karakter manusia indonesia yang khas memiliki identitas kedaerahan agar penjajahan lewat culture bisa difilter lewat gerakan penyadaran budaya lokal.
Memiliki tradisi- tardisi yang khas yang nantinya mampu membangun culture dialektika sehingga budaya yang kita miliki bukanlah budaya asing.. Sementara itu nilai nilai kebihinekaan itu disatukan lewat spirit jiwa nasionalisme kebangsaan yang memuat nilai- nilai sila pancasila.
Premordialisme seharusnya dijadikan kekuatan untuk membangun budaya lokal yang sarat makna, sehingga budaya kita mampu berdialektika dengan arus budaya luar, sehingga bukan menerima saja tetapi menfilterisasi. Nasionalisme sejati lahir dari semangat kemanusiaan, persatuan untuk menghilangkan penjajahan terhadap rakyat.
0 Comment:
Posting Komentar