Hidupku berantakan sejak berumur 6 tahun disaat Bapakku jatuh sakit. Ternyata Bapakku mengalami stroke. Dengan keadaan seperti itu Bapakku gak bisa kerja, otomatis ibuku yang banting tulang mencari uang untukku dan adikku. Bapakku yang kondisinya seperti itu tiap hari yang hanya makan dan tidur tanpa bisa nglakuin apa-apa selalu dicerca oleh kakek, nenek serta ibuku dengan kata-kata yang masih aku ingat "Dadi wong lanang ga ono gunane"...
Mungkin denger kata-kata itu tiap hari Bapakku sungkan, malu dan sakit hati kemudian pas aku kelas 6 SD Bapakku memutuskan untuk meninggalkan aku, adikku dan ibuku. Sejak itu dirumah tidak ada sosok seorang ayah bagiku hanya ada kakek-nenekku yang kolot, fanatik terhadap agama dan budaya orang jawa. Aku selalu ditekan dan dikekang dalam hidupku.
Saat aku SMP kelas 1 Ibuku memutuskan untuk pergi ke surabaya untuk bekerja mencari uang untukku.
Sejak saat itu aku hanya tinggal dengan adik dan kedua kakek-nenekku. Dalam kondisi seperti itu aku yang kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuaku. Dirumah aku selalu dikekang dan dilarang ini itu, mulai berontak dan membangkang.
Aku mulai berani melawan kakek dan nenekku dengan segala aturannya yang menyiksa banget. Suatu hari aku diajak temen ke jalanan. Saat itu aku mulai mengenal kehidupan jalanan yang liar dan penuh dengan maksiat.
Disaat itu aku aku mulai ga fokus ma sekolahku tiap hari pulang sekolah gak langsung pulang aku pergi ke temen-temenku di jalanan. Disaat itu aku mulai berani untuk merokok, minum miras dan mencoba menggunakan narkoba. Aku dijalan merasakan kesenangan, kebahagiaan, kebebasan, kedamaian dan rasa yang gak bisa diungkapin dengan kata-kata. Tiap hari pulang malam gak pernah ngurusin yang dirumah atau sekolahku.
Waktu SMP itulah yang ngebuat diriku berubah 180© dimana aq mulai mendekati dosa. Aku jarang banget sekolah kebanyakan boloz selalu minum di rumah tmenku di dekat Mts.Hasyim Asyari... Aku jadi sering nyetreet dan mbambong ga karuan kemana-mana.
ke Sidoarjo, Surabaya, Blitar, Banyuwangi, Jogja, Bandung dan Jakarta.
Sering gak pulang.
Sekolahku makin berantakan gak karuan...
Saat aku berumur 16 tahun yaitu dimana disaat aku SMA. aku sekolah di SMK PGRI 03 MALANG yang mirip penjara di kota Malang. Aku mulai kenal dengan teman-teman dari seluruh penjuru malang raya yang berbeda karakter masing-masing individu. Disitu aku kenal teman yang solid dalam suka dan duka.
Saat Kelas 2 SMK aku PSG di sebuah Universitas yang terkenal di Malang. Disana aku banyak kenal dengan dosen pegawai dan teman mahasiswa dan mahasiswi. Di kampus itu aku belajar banyak hal mulai dari pelajaran juga pengalaman. Tapi aku kenal dengan teman yang sama kayak aku. Setiap hari jarang masuk magang relalu minum di kost-an temenku. Aku makin sering gak pulang ke rumah. Sering bolos dan nyetreet kemana-mana. Kadang bolos diterminal.
Saat kelas 3 SMK aku mulai tambah nakal dan bandel. Sering terlambat sekolah, bolos, minum diwaktu pelajaran, ribut dengan guru, gak pernah ngerjain tugas dan terlambat ngumpulin tugas, gak pernah naatin peraturan dan hampir di D.O.
Dan pas waktu ngerjain tugas akhir aku ngerjain dan ngumpulinnya telat. Ada guruku yang berinisial 'JK' yg sangat brengsek yang selalu ngebuat aku BT dan sumpek. Tetapi juga ada guru yang baik padaku berinisial 'CC'.
Setelah lulus aku melanjutkan kuliah tetapi berjalan beberapa bulan aku kena D.O. Aku berharap langsung mendapatkan kerja kenyataannya tidak yang seperti aku harapkan. Selama 14 bulan melamar pekerjaan kesana-kesini aku belum juga mendapatkan kerja. Dirumah aku makin sering dicaci dan dimaki oleh Orang tua, Saudara dan Tetangga dekat rumah. Karena aku yang pengangguran, Kluntang-kluntung sana-sini, duduk dan nongkrong saja. Sampai sekarang...
AKU BERHARAP MENDAPATKAN PEKERJAAN AGAR HIDUPKU LEBIH BAIK.
AKU INGIN KELUARGAKU UTUH DAN MENJADI KELUARGA YANG BAHAGIA...
02 Agustus 2006
BROKENHOME
Diposting oleh
Nazruel D. Cokrow
Ⓐ
2.8.06
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Anti Major Label:
Punk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment:
Posting Komentar