• MALANG KUçEçWARA‬ • MALANG NOMINOR SURSUM MOVEOR • MALANG BELONGS TO ME •

16 September 2012

Renunganku Hari Ini

Hari yang sangat membosankan, dari pagi AKU terbangun, AKU langsung membuka laptop dan paling tidak AKU langsung Online. Jam waktu itu menunjukan pukul 7.00 WIB. Sebenarnya aAKU bangun dari mulai subuh untuk sholat subuh, dan setelahnya aAKU tidur kembali, hingga pantaslah aAKU slalu bangun pagi jam 7.
Sgala keburukan dan kejelekanAKU diungkap dalam dunia maya, biarlah semua itu akan menjadi cambuk buatku. Minimalnya Aku akan merasa bangkit dari keterpurukan yang selama ini selalu tak henti-hentinya menimpAku.
Sungguh aneh jika manusia dalam hidupnya tak disertai dengan berbagai masalah. Seperti untuk berdiri ditempat posisi kita pun sebagai manusia tentunya akan menemukan berbagai masalah. Diantaranya mungkin kita akan merasa lelah, ketidak nyamanan, atau sulit berpindah ketempat yang kita harapkan dan diinginkan.
Tentu orang bodoh yang mempermasalahkan hal sekecil itu, tapi jangan salah. Sekecil itupun bisa disebut sebagai masalah. Menempatkan diri ditempat yang lebih baik, aman, nyaman, tentram, dan tenang merupakan harapan setiap orang. Jika tadi dari dimana posisi kta berdiri, hal itulah yang menjadikan suatu permasalahan-permasalahan kecil akan timbul.
Aku berani menggambarkan suatu permasalahan fatal akibat suatu pemikiran dan cara pandang. Intinya adalah pengetahuan dan segala informasi yang masuk melalui otak kita adalah suatu permasalahan, yang tentu harus dipecahkan. Bisa dibilang itu adalah masalah-masalah kecil yang Akupun tak tau sejenis apa dan berefek apa masalah-masalah tersebut. Namun gambaran mengenai cara kerja otak kita dalam kehidupan keseharian adalah real bahwa kita hidup dalam masalah.
Seperti Aku bangun pagi dengan perasaan yang membosankan, karena mungkin rutinitas itu adalaha hal yang tak diinginkan dan diharapkan olehku. Aku sadar pada posisi itu Aku sedang menghadapi permasalahan, yang tentu diantaranya adalah ketidak nyamanan tersebut. Bosan?. Ya itu dia. Tingkat integritas diri, proteksi diri, mungkin juga termasuk sistem pertahanan diri atau dalam istilah biologi sistem imunitas tubuh juga merupakan sebuah modal untuk menghadapi masalah-masalah kecil itu. Mustahil jika tanpa memiliki itu semua kita mampu menghadapi masalah dalam hidup, walau dalam intensitas kecil sekalipun.
Aku amat terkesan dengan seorang bocah yang berusia sekitar 6 tahunan, ia amat ceria, bermain dengan teman-temannya. MelAkukan sesuatu hal yang ia suka, dan tanpa ia sadari iapun sedang menghadapi permasalahan-permasalahan kecil yang tentu dalam kapasitasnya. Dan bisa dikatakanpula dia dalam proses pembelajaran. Jadi mustahil, manusia hidup tanpa masalah. Lalu bagaimanakah cara kita menghadapi masalah-masalah itu?.
Aku sejenak termenung, tulisan ini sesungguhnya bukan sebuah trik, bukan juga sebuah tips, apalagi motivasi pembangun jiwa. Lebih tepatnya lagi tulisan ini adalah sebuah tulisan yang isinya berasal dari hati nuraniAKU yang paling dalam, sesuatu hal yang Aku rasa saat ini. Ya, tentu dalam perasaan yang terdalam. Dan itupun adalah suatu permasalahan yang sedang Aku hadapi saat ini.
Akhir yang Aku ungkapkan dalam tulisan ini adalah, bagaimana kita bisa mengkaji diri. Sejauh mana diri kita ini berkembang dalam menghadpai setiap permasalahan yang datang menimpa kita. Kita mungkin akan bingung dan tak tau apa yang harus kita lAkukan ketika kita dihadapi suatu permsalahan baru, walaupun permasalahan itu sungguh sangat ringan dan dalam tahap masih dapat diselesaikan. Kebingungan muncul ketika otak kita mulai meLOADING, menerima stimulus dari efek yang dirasa. Mungkin dari indra penglihatan, penciuman, peraba, atau yang lainnya. Aku disini tak punya ilmu atau ide khusus untuk bagaimana cara menghadapi permasalahan itu. Tapi Aku belajar dari apa yang ku lihat tentang si bocah ceria yang berusia 6 tahun itu. Kemampuan berfikirnya sangatlah kuat, ia masih teramat polos dan bersih. Mungkin sedikit demi sedikit ia mulai memahami masalah-masalah yang datang menghampirinya. Tapi ternyata ia masih tetap ceria. Bahkan sedikitpun ia tak pernah menganggap serius permasalahan tersebut, mau besar ataupun kecil. Baginya adalah bermain,bermain dan bermain. Walaupun mungkin jika yang dipegangnya adalah pisau yang dapat melukai temannya ataupun bahkan dirinya. Dari keceriaan si bocah ini, Aku termenung. Ternyata benar, mereka sekecil itu mampu mengahdapi suatu permasalahan yang secara orang dewasa itu adalah masalah besar. Tapi bocah itu masih punya otak, dan otak itu tentunya berfungsi dengan apa yang seharusnya. Ya, mungkin keadaan, dan mungkin cara pandang yang menjadi perbedaan. Sebagian orang mengganggap suatu permasalahan itu adalah teramat sangat serius, dan sebagaian lainnya tidak menganggap begitu serius. Hal itu terjadi tentu tak lepas dari sisi pribadi. Dan kembali lagi kepada pengkajian diri.
Akhir-akhir ini Aku pun selalu mengeluh dan merasa terpuruk sendiri, Aku tak tau apa yang harus Aku lAkukan dengan masalah-masalah yang Aku hadapi sekarang. Dan apa mungkin Aku harus mati saja. Hal yang paling bodoh, sebodoh dari bocah tadi. Banyak motivator-motivator yang menulis sebuah buku motivasi yang bukunya Aku baca, didalmnya berisi hal-hal positif membangun diri. Walau penuh makna tapi itu semua hanya sebuah tulisan. Sedangkan motivasi itu datangnya dari diri pribadi sendiri, bukan dari tulisan, bahkan mungkin dari orang lain, yang padahal orang lain tersebut juga memiliki masalah-masalah lain pula.
Aku terlahir dengan seperti ini adanya, Tuhan mentakdirkanku seperti ini. Apa yang akan terjadi dalam perjalanan hidupku, Aku harus terima. Pahit manisnyapun akan Aku hadapi. Walaupun sampai Aku ahrus menangis-nangis dalam kesakitan hidup, dalam kepedihan hidup, dan dalam keterpurukan Aku harus bisa bangkit kembali. Ya, memang Aku tak sempurna, kepribadian buruk yang menghampiriku mencoba membunuh karakterku, tapi Tuhan itu adil,  Aku masih bisa hidup dalam sisi kehidupan yang lain. Walau sisi kehidupan itu sepi, namun itu teramat sangat nyaman bagiku.
Siapa yang ingin terlahir seperti ini?, tetapi Tuhan punya jawaban tersendiri atas kelahiranku didunia. Entah ada, seperti sebuah hikmah atau apa. Tuhan menciptakanku, bukan sekedar untuk menanggung kepribadian buruk ini, tapi justru memberikan pengaruh bagi yang lain.
Kesempurnaan hanya milik Allah dan kelemahan hanyalah milik pribadi. Aku dengan kelamahan ini mencoba bangkit sekuat tenaga atas Ridho-Nya untuk bisa mengembangkan diri dalam perjalanan hidup ini. Batu yang terjalpun akan Aku hadapi walau harus sampai terluka dan tertatih-tatih dengan menahan kepedihan yang teramat sangat. Dan Akupun sadar dengan dosa-dosa yang juga menghampiriku. Ya, Aku mencoba merenung dan bertaubat ats segala kesalahan dan dosa yang pernah Aku perbuat, baik di sengaja ataupun tidak. Aku yakin Tuhan maha Pengampun. Dan ku kuat menghadapi hidup ini juga karena-Nya. Tanpa-Nya Aku mungkin sudah sirna dan takan lama hidup didunia ini.
Ya gitu aja kawan... saatnya berangkat kerja dulu...

0 Comment:

Posting Komentar